Main Tongkah, Permainan Tradisional Melayu yang Hilang di Telan Bumi?
Swarariau.com, Sejarah dan Budaya -- 'Mike Nak kemane?' Suara anak kecil terdengar menyapa teman-temannya yang sedang berjalan didepan rumahnya. Seperti biasa, anak-anak sangat identik dengan waktu bermain yang tak pakai usai.
'Nak mainlah!...'
'Sinilah ikut kami main!...'
Terlihat sang 'Mak' memberi kode kepada sang anak yang bertanda mengizinkan untuk ikutan bermain bersama teman-temannya.
Dengan senang hati 'sang anak' pergi bersama teman-temannya bermain bersama. Nah, kali ini ada yang unik dari permainan mereka.
Ternyata...
Mereka sedang berencana membuat 'Tongkah' untuk mereka mainkan. Jadi, di tangan kawanan anak kecil tersebut terlihat membawa dua batang bambu dan yang lainnya membawa kayu persegi panjang dengan panjang kira-kira kurang dari 'selengan'.
Sedikit membuat saya bingung!
Ada Batu seukuran 'kepalan tangan' yang mereka bawa, untuk apa?
Apa untuk dijadikan 'senjata' saat berkelahi dengan teman laiinnya...
Selidik punya selidik!
Ternyata, Batu ini mereka gunakan untuk pengganti 'Tukul Besi' atau 'Hammers' saat akan membuat Tongkah tersebut.
...Tak ada Tukul Besi, batu pun jadi!
Inilah gambaran permainan anak-anak kala itu. Tak ada Gadget atau permainan Electronic lainnya. Segala sesuatu yang ada didepan mereka bisa menjadi sebuah 'kebahagian kecil' untuk permainan mereka bersama teman-temannya.
Nah,
Sedikit kita akan mengulas sebuah permainan yang mereka mainkan tadi! Permainan Tongkah!
Gambaran Umum 'Permainan Tongkah' Melayu
Main Tongkah, Permainan Tradisional Melayu |
Sebenarnya...
Permainan tongkah ini sudah mulai dikenal sejak zaman ketika Hindia Belanda menjajah Indonesia. Tergolong sebuah permainan sejak Zaman Penjajahan sih!
Permainan Kaki Panjang!
Bisa dibilang seperti itu. Karena, saat memainkan permainan Tongkah ini maka kaki kita serasa lebih panjang.
Jadi, sedikit kita menunjukan kebolehan bermain dengan 2 tongkat yang didesain ada tempat injakannya.
Ada yang tau nggak sih kapan dimulainya permainan ini?
Permainan Kaki Panjang, ternyata banyak digemari dan sering kali dijadikan permainan yang bersifat menunjuk kebolehan atau akrobat.
Permainan Tongkah atau Kaki Panjang ini, ada juga yang menyebutnya Sitinjak, dan kalau di tanah Jawa menyebutnya sebagai “Main Engrang”.
Dalam pelaksanaannya permainan ini tiadalah pula menggolognkan kepada kedudukan atau pangkat, artinya dimainkan oleh orang bangsawan dan juga rakyat biasa.
Mereka semua sama-sama menghibur diri, saling memperlihatkan ketangkasan dan berusaha untuk saling menang.
Perlengkapan Permainan Tongkah Melayu
Perlengkapan Permainan Tongkah Melayu |
Anak-anak yang hidup di era serba digital saat ini mungkin tidak lagi mengenal jenis permainan ini. Mereka lebih mengenal Gadget dan nonto Channel YouTube sepanjang harinya.
Ada yang salahkan?
Tak ada yang salah dan tak bisa menyalahkan keadaan!
Arus perkembangan zaman dan teknologi sepertinya tak terbendung. Tapi, setidaknya kita kembali memperkenalkan kepada 'anak-anak' dengan cara dan dunia mereka.
Bermain memang menjadi kebutuhan mereka!
Bagaimana mengatur waktu bermain dan memperkenalkan hal-hal yang seharusnya mereka tahu sudah menjadi kewajiban dalam diri setiap orang tuanya masing-masing.
Setidaknya...
Dunia mereka tak terbatas pada 'Youtube di HP' atau bermain 'Game Online' saja. Seakan dunia dan imajinasi mereka terkurung sebatas apa yang ada di Youtube. Interaksi sosial 'masa anak-anak' terlewatkan.
Seperti salah satu permainnan ini....
Dulunya, ini menjadi salah satu permainan yang paling sering dimainkan. Bahkan, disela-sela peringatan hari besar 'Permainan Tongkah' ini menjadi salah satu mata lomba yang persertanya anak-anak hingga orang dewasa.
Bermain Tongkah dilakukan dengan memakai dua batang alat yang dilaksanakan sambil mengangkang-ngangkangkan paha untuk melangkah, dianggap tiada layak dimainkan oleh orang perempuan.
Selain itu permainan ini juga memiliki akibat yang berbahaya dan memerlukan keberanian, kehandalan atau pun ketangkasan.
Adapun kelengkapannya adalah lapangan tempat bermain yang berukuran lebih kurang 20 x 4 depa. Tangga, cabang-cabang kayu, dan bukit untuk naik ke injakan Tongkah. Kemudian dua batang kayu/bambu dengan ukuran panjang antara 1,5 – 2,5 depa; ruas tiga jari tangan.
Tongkat ini kemudian dibuat sedemikian rupa sehingga tidak melukai tangan atau kaki. Jarak injakan dibuat sesuai dengan kesanggupan.
Seperti Apa Permainan Tongkah ini?
Cara mempergunakan alatnya, para pemain berdiri di atas injak-injak di kedua batang alat permainannya.
Sambil kedua tangan berpegang pada kayu tersebut, kemudian pemain melangkah dan berjalan. Untuk mempergunakan alat tersebut hendaknya :
Kedua batang alat tersebut dibawa ke dekat tangga rumah, atau ke dekat cabang kayu yang senang dipanjat.
Melalui tangga atau pun cabang kayu itu diletakkan kedua kaki menginjak injakannya dan kedua tangan berpegang pada pegangan alat tersebut.
Angkat kaki satu persatu bersama alat yang diinjak sambil tangan terus bergerak mengangkat alat tersebut secara serentak dengan langkah, dan perhatikan keseimbangan badan sebelum melangkah.
Melangkah dengan hati-hati dan jaga keseimbangan badan lalu menggeserkan alat tungkai ke depan.
Jika mau berbelok ke kiri, angkat alat yang di kanan sedangkan alat yang di kiri putarkan, sebaliknya jika mau membelok ke kanan, angkat pegangan kiri, putarkan pegangan tangan kanan.
Bila dalam perjalanan mendapat gangguan, harus meloncat ke bawah sambil melepaskan kedua pegangan demi menjaga keselamatan diri.
Bila sudah mau turun atau berhenti bermain, boleh secara meloncat atau pun pergi ke tempat semula naik tadi. Dan turunkan satu persatu kaki di tempat tersebut sambil melepaskan alat permainan tersebut.
Sebelum bermain, ukur dulu tinggi injak-injak dari tanah. Yang sejenis nomor perlombaannya haruslah sama tinggi. Bermain Tongkah dilakukan dengan cara perlombaan beramai-ramai untuk mencari kemenangan masing-masing. Siapa yang sampai dulu, dialah yang menang.
Adapun cara perlombaannya adalah sebagai berikut :
- Semua pemain bersiap-siap pada tempat yang dikira sejajar dengan lawan. Boleh dekat tangga rumah, dekat cabang kayu di bukit atau pun di atas batu.
- Setelah pimpinan perlombaan mengucapkan perkataan “Satu!” maka semua pemain siap-siap dengan alatnya. Bila perkataan bilangan “Dua!” semua pemain tegak dalam keseimbangan badan untuk berpacu. Setelah aba-aba bilangan “Tiga!” semua pemain melangkah lalu berpacu untuk merebut kemenangan masing-masing.
- Semua berusaha menuju ke ujung lapangan yang telah disiapkan dengan beberapa tonggak sebagai tanda untuk berputar menuju ke garis tempat awal bermula.
- Barang siapa yang terlebih dahulu sampai dialah pemenangnya.