Wajah Dewi Perssik Jadi Seperti ini Karena Terinfeksi Covid-19, Apa Penjelasan Medis?

Wajah Dewi Perssik Jadi Seperti ini Karena Terinfeksi Covid-19
Wajah Dewi Perssik Jadi Seperti ini Karena Terinfeksi Covid-19

Swarariau.com, Jakarta -- Hingga saat ini, Indonesia termasuk salah satu negara yang 'terserang' Covid 19. Perkembangan statistik yang kami telusuri dari beberapa sumber terpercaya masih menunjukkan angka yang sangat tinggi.

Dipantai dari media Kompas.com tercatat Terkonfirmasi 706,837 (+6,740 Kasus), Dirawat 109,150 (15.442% dari terkonfirmasi), Meninggal 20,994 (2.970% dari terkonfirmasi), Sembuh 576,693 (81.588% dari terkonfirmasi).

Pemerintah terus menggenjot angka tersebut hingga akhirnya mampu terbebas dari 'Virus Corona' ini.

Update informasi terbaru terus kami pantau!

Baru-baru ini, sosok penyanyi dangdut terkenal Dewi Perssik juga dikabarkan terinfeksi Covid 19. Hal tersebut juga dapat kita lihat dari unggahannya di akun Instagram pribadi milik Dewi Perssik.

Penyanyi dangdut Dewi Perssik atau Dewi Persik tengah menjadi sorotan di media sosial setelah mengunggah foto-foto dirinya yang mengalami ruam merah di tubuh dan wajah.

Mantan istri Saiful Jamil tersebut rupanya sempat terinfeksi Covid-19 yang termanifestasi lewat ruam kemerahan.

Di media sosial, unggahan Dewi Persik tersebut menuai banyak komentar warganet. Banyak di antara mereka yang terkejut saat mengetahui fakta bahwa Covid-19 juga dapat menimbulkan ruam merah di tubuh.

Tak jarang juga ada yang mendakwa bahwa ruam merah yang dialami Dewi bukan Covid-19 tetapi campak. Lalu, bagaimana pendapat ahli medis?

Penjelasan Medis Terkait yang dialami Dewi Perssik
Penjelasan Medis Terkait yang dialami Dewi Perssik


Berdasarkan penjelasan dr. Danny Gunawan, SpKK, FINSDV dari keterangan tertulisnya, 20 persen penderita Covid-19 memang menimbulkan gejala klinis pada kulit, seperti yang dialami Dewi Persik.

Hal ini tertuang dalam Journal of The European Academy of Dermatology and Venereology 2020 yang melihat 18 dari 88 penderita Covid-19 (20,4 persen) mengalami manifestasi di kulit yakni berbentuk ruam makulopapular (morbiliform atau gambaran seperti penyakit campak),

ruam dengan bentuk papuloveskular seperti cacar air; urtikaria atau biduran.

Joob B, dari Thailand dalam Journal of Hospital Infectious tahun 2020 melaporkan petechiae atau bintik-bintik merah pada kulit seperti pada penyakit demam berdarah.

"Ruam-ruam kulit ini akan menghilang dalam beberapa hari dan tidak berpengaruh terhadap derajat keparahan penyakit Covid-19 itu sendiri," jelas dia.

Pun sama dengan pernyataan Persautan Nasional Dermatologis-Venereologis Prancis (SNDV) yang berisi dokter penyakit kulit dan penyakit seksual menular.

Menurut SNDV, ruam merah muncul karena gejala Covid-19 bisa memengaruhi tubuh di luar sistem pernapasan.

Melansir dari The Jerussalem Post, banyak laporan rumah sakit yang menerima pasien Covid-19 dengan gejala dermatologi. "Mereka (gejala dermatologi) juga dapat muncul tanpa gejala pernapasan," kata siaran pers oleh SNDV.

Kemunculan gejala ini telah dibahas oleh sekitar 400 dokter kulit yang diselenggarakan secara online oleh SNDV.

Sebagai penyakit infeksi baru, orang dengan Covid-19 memiliki berbagai gejala yang kadang berbeda dari waktu ke waktu. Beberapa gejala baru, selain persoalan pernapasan telah ditemukan selama sebulan terakhir.

Sumber: Suara.com