Prasejarah: Ketika Awal Manusia Purba Mulai Mengenal Api dalam Kehidupan Prasejarah

Ketika Awal Manusia Purba Mulai Mengenal Api dalam Kehidupan Prasejarah
Ketika Awal Manusia Purba Mulai Mengenal Api dalam Kehidupan Prasejarah


Swarariau.com, Sejarah dan Budaya
-- Menurut sejarah, ada kehidupan dimana para pakar Sejarah menyebutnya dengan istilah Zaman Prasejarah. Ini bagian dari hal yang seharusnya kita tahu dan pelajari.

 

...Prasejarah!


Mendegar ini, mungkin sudah terlintas di kepala kalian tentang berbagai jenis Manusia Purba di kala itu dan bagaimana mereka bertahan hidup. 


Ada yang kita kenal dengan sebutan 'Homo Sapiens' dan berbagai jenis kehidupan di zaman itu. Para peneliti kembali melakukan banyak penelitian tentang hal ini. 


Mengapa mereka meneliti hal ini?

 

Ada banyak hal yang ingin diteliti oleh para arkeologi tentang zaman prasejarah ini. Dari beberapa bukti yang mereka temukan ini ternyata cukup mengejutkan. 

Mulai dari jenis manusia hingga cara mereka bertahan hidup kala itu.

 

Dan manusia yang hidup pada zaman itu mereka istilahkan dengan sebutan 'Manusia Purba'. Sebuah peradaban masa silam tata kehidpan...

 

Bagi manusia purba, proses penemuan api merupakan bentuk inovasi yang sangat penting. Berdasarkan data arkeologi, penemuan api kira-kira terjadi pada 400.000 tahun yang lalu. Penemuan pada periode manusia Homo erectus.

 

Api digunakan untuk menghangatkan diri dari cuaca dingin. Dengan api kehidupan menjadi lebih bervariasi dan berbagai kemajuan akan dicapai.

 

Teknologi api dapat dimanfaatkan manusia untuk berbagai hal. Di samping itu penemuan api juga memperkenalkan manusia pada teknologi memasak makanan, yaitu memasak dengan cara membakar dan menggunakan bumbu dengan ramuan tertentu.

 

Manusia juga menggunakan api sebagai senjata. Api pada saat itu digunakan manusia untuk menghalau binatang buas yang menyerangnya.

 

Api dapat juga dijadikan sumber penerangan. Melalui pembakaran pula manusia dapat menaklukkan alam, seperti membuka lahan untuk garapan dengan cara membakar hutan. 

 

Kebiasaan bertani dengan menebang lalu bakar (slash and burn) adalah kebiasaan kuno yang tetap berkembang sampai sekarang.

 

Pada awalnya pembuatan api dilakukan dengan cara membenturkan dan menggosokkan benda halus yang mudah terbakar dengan benda padat lain.

 

Sebuah batu yang keras, misalnya batu api, jika dibenturkan ke batuan keras lainnya akan menghasilkan percikan api.

 

Percikan tersebut kemudian ditangkap dengan dedaunan kering, lumut atau material lain yang kering hingga menimbulkan api. 

 

Pembuatan api juga dapat dilakukan dengan menggosok suatu benda terhadap benda lainnya, baik secara berputar, berulang, atau bolak-balik.

 

Sepotong kayu keras misalnya, jika digosokkan pada kayu lainnya akan menghasilkan panas karena gesekan itu kemudian menimbulkan api.

 

Penelitian-penelitian arkeologi di Indonesia sejauh ini belum menemukan sisa pembakaran dari periode ini. 

 

Namun bukan berarti manusia purba di kala itu belum mengenal api. Sisa api yang tertua ditemukan di Chesowanja, Tanzania, dari sekitar 1,4 juta tahun lalu, yaitu berupa tanah liat kemerahan bersama dengan sisa tulang binatang.

 

Akan tetapi belum dapat dipastikan apakah manusia purba membuat api atau mengambilnya dari sumber api alam (kilat, aktivitas vulkanik, dll). 

 

Hal yang sama juga ditemukan di China (Yuanmao, Xihoudu, Lantian), di mana sisa api berusia sekitar 1 juta tahun lalu.

 

Namun belum dapat dipastikan apakah itu api alam atau buatan manusia. Teka-teki ini masih belum dapat terpecahkan, sehingga belum dipastikan apakah bekas tungku api di Tanzania dan Cina itu merupakan hasil buatan manusia atau pengambilan dari sumber api alam.