Rumah Tradisional Selaso Jatuh Kembar, Rumah Adat Melayu Dengan Nuansa dan Ciri Khas Orang Melayu

Swarariau.com, Rumah Tradisional Selaso Jatuh Kembar – Rumah tradisional Selaso jatuh Kembar ini memiliki ciri dan karakter bangunan yang khas bernuansa Melayu. Rumah Tradisional, atau lebih kerennya dengan istilah rumah adat.

 

...Oh ya!

Sebenarnya masalah rumah adat atau rumah tradisional udah pernah dijelaskan guru SD kamu kan, kalau nggak salah, ini masuk materi IPS kelas IV, benar nggak? Ada ulasan materi Keragaman Suku dan Budaya di Daerah Setempat, salah satu sub materinya tentang rumah adat di Indonesia.

 

Pasti udah lupa!

 

Itukan 25 tahun yang lalu, kalau sekarang giliran anak saya yang kelas IV SD, ntar saya tanya dia sepulang sekolah,

 

Hihi, just kidding...

 

Nah, pembahasan kita kali ini tentang salah satu rumah adat suku Melayu yang ada di Riau. Rumah ini merupakan salah satu bentuk rumah tradisional yang unik dan bernuansa Melayu. Inilah Rumah yang sering disebut Rumah Selaso Jatuh Kembar.

 

...Namanya unik banget!

 

Unik dan keren dech pokonya, lihat aja langsung! Atau minimal kita pernah melihat gambarnya maka sudah terbayang seperti apa kondisi rumah adat suku Melayu yang satu ini. Nah, hampir disemua daerah di Indonesia itu punya rumah adat atau rumah tradisional.

 

Biasanya, rumah adat ini menjadi identitas diri mereka. Selalu ada nilai-nilai yang terkandung didalam bangunan atau rumah adat tersebut. Misalnya di Aceh, ada rumah adat Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam.

 

Mereka menyebut rumah adat ini dengan nama Krong Bade,

 

Nah, seperti yang saya katakan sebelumnya, setiap rumah ada selalu ada ciri dan identitas mereka. 

 

Pada Krong Bade ini pada atapnya lebih memilih untuk memakai daun rumbia yang memberikan kesan sebuah kesederhanaan, lantainya terbuat dari bamboo serta pada bagian dinding rumahnya dipenuhi dengan hiasan lukisan dari kayu.

 

...Sangat khas!

 

Nah, begitu juga halnya dengan Rumah Selaso Jatuh Kembar ini, pada bentuk dan design yang sangat unik serta memiliki makna filosofi didalamnya.

 

Jika biasanya rumah adat menjadi tempat tinggal raja dan keluarganya maka hal tersebut berbeda dengan rumah adat melayu yang satu ini. Jadi, bangunan ini tidak seperti bangunan lainnya fungsinya sebagai balai pertemuan atau pelaksaanaan upacara adat Melayu.

 

...Sebagai rumah pertemuan!

 

Yang terbayang di kepala saya adalah sebuah penghormatan terhadap masyarakat kala itu, ada rumah yang di bangun dan dikhususkan untuk digunakan oleh masyarakat sebagai tempat pertemuan adat dah kegiatan-kegiatan lainnya.

 

Mantap!

 

Kemudian, oleh warga Melayu yang ada di Riau, rumah adat yang satu ini disebut juga dengan nama Balai Selaso Jatuh Kembar atau terkadang disebut juga sebagai Balairung Sari, Balai Pengobatan, Balai Kerapatan dan lain-lain.

 

Jadi, nama rumah ini akan disesuaikan dengan fungsi dan kegunaannya.

 

Jika sedang digunakan sebagai tempat pengobatan maka akan disebut sebagai balai pengobatan dan begitu juga denga kegiatan lainnya.

 

...Jika menilik kedalam rumah,

 

Balai Selaso Jatuh Kembar ini terdiri dari ruang bersila, ruang tidur, anjungan dan dapur. Sedangkan bagian lainnya terdapat juga Balai Adat yang biasa dipergunakan sebagai tempat pertemuan atau musyawarah serta pertemuan-pertemuan adat lainnya.

 

...Bukan pertemuan dua ABG labil ya! 

 

Dari beberapa bentuk rumah ini hampir serupa, baik tangga, pintu, dinding, susunan ruangannya sama, dan memiliki ukiran melayu seperti selembayung, lebah bergayut, pucuk rebung dll. 

 

Selaso jatuh kembar sendiri bermakna rumah yang memiliki dua selasar (selaso, salaso) yang lantainya lebih rendah dari ruang tengah.

 

Sejarah  Asal usul Rumah Tradisional Selaso Jatuh Kembar

Rumah Tradisional Selaso Jatuh Kembar
Rumah Tradisional Selaso Jatuh Kembar
 

...Menarik fikiran ke zaman lampau,

 

Jadi, pada awal penetapannya berasal dari sejarah panjang dalam perjalanan dan pertimbangan pemerintah daerah Riau bersama dengan budayawan-budayawan Riau kala itu.

 

Sekitar tahun 1971,

 

Ceritanya, pada tahun itu ada keinginan pemerintah pusat untuk membangun sebuah icon Indonesia bernama Taman Mini Indonesia Indah yang saat ini sering kita sebut dengan singkatan TMII.

 

..Lho, apa hubungannya?

 

Pemerintah mau buat Taman Mini, kok malah daerah yang sibuk buat rumah tradisional!

 

Jadi begini ceritanya, dalam rancangan pembuatan TMII ini, pemerintah pusat menginginkan agar ada refresentasi dari daerah-daerah untuk ikut menentukan jenis rumah adat yang akan dibuat miniaturnya di TMII ini.

 

...dan salah satu referentatif dari daerah itu maka dibuat duplikat Rumah adat dari semua daerah di Indonesia didalam komplek Taman Mini Indonesia Indah ini.

 

Nah, sekarang ini terlihat ada banyak rumah adat di dalam TMII.

 

Sewaktu ada perintah tersebut,

 

Provinsi Riau dipimpin oleh seorang Gubernur bernama Arifin Ahmad. Beliau kemudian mengumpulkan para budayawan dalam tim yang diberi nama Tim 9. 

 

Tim ini menjadi refresentatif dari perwakilan Budayawan-budayawan Riau yang mengerti akan budaya dan tradisi Riau.

 

Kemudian Tim 9 ini melakukan riset secara mendalam terhadap budaya Riau kala itu, dari hasil Tim 9 ini lahirlah kemudian Rumah Adat Melayu bernama Rumah Adat Selaso Jatuh Kembar. 

 

Kemudian, pada perkembangan selanjutnya, Rumah Adat Selaso Jatuh Kembar ditetapkan oleh Gubernur Riau, yang kala itu dipimpin oleh Munandar sebagai Rumah Adat kebudayaan masyarakat Riau.

 

Uniknya Konstruksi Rumah Tradisional Selaso Jatuh Kembar

Rumah Tradisional Selaso Jatuh Kembar
Rumah Tradisional Selaso Jatuh Kembar

Setiap daerah selalu memiliki ciri khas akan rumah adat yang mereka miliki. Sama halnya dengan yang dimiliki daerah Riau dengan Rumah Adat Melayu Selaso jatuh Kembar ini. 

 

Rumah Adat yang berfungsi sebagai Balai Pertemuan ini sudah ditetapkan sebagai warisan budaya Suku Melayu yang ada di Riau.

 

…Uniknya Konstruksi Rumah Adat Selaso Jatuh kembar,

 

Berbentuk unik, rumah adat melayu yang satu ini memiliki ciri khas dengan selasar yang lebih rendah bila dibandingkan dengan ruang tengahnya, tempat ini sebagai tempat berkumpul dan bermusyarawah atau pertemuan adat.

 

Jadi, tak hanya sekedar itu, konstruksi ini tenyata juga memiliki makna filosofi pada tiap komponennya. Jadi Pada Rumah Adat Melayu yang satu ini terdiri dari beberapa komponen, yaitu:

 

Makna Filosofi Bagian Atap Rumah Tradisional Selaso Jatuh Kembar

Bagian ini mungkin menjadi bagian yang paling unik dari Rumah Adat Selaso Jatuh Kembar, pada bagian atap ini berbentuk silangan pada perabung atau ujung atapnya.

 

Pada bagian atap ini terdapat hiasan yang disebut Sulo Bayung (Selembayung) dan kaki atap disebut Sayok Layangan.

 

Makna filosofi dibalik komponen ini memberikan makna yang mendalam. 

 

Pada bagian Sulo Bayung memiliki arti tentang bagaimana hubungan manusia dan penciptanya, manusia yang mengarungi kehidupan mengalami berbagai cobaan yang kadang menghanyutkan dan dapat membawa manusia kedalam lembah yang kelam, sedangkan pada bentuk atap rumah adat selaso jatuh kembar ini menyerukan kepada pemiliknya agar tidak melupakan ibadah sehingga pada akhir kehidupannya dapat kembali kepada penciptanya dalam keadaan yang suci.

 

Pada bagian Sayok Layangan biasanya memiliki berbagai jenis ornamen, salah satunya adalah bulan sabit yang bermakna memberikan penerangan, penerangan ini diharapkan dapat menyinari seisi rumah dalam berbagai aspek kehidupan yang dijalaninya.

 

Pada material atap dahulu masih menjadikan daun rumbia sebagai atap oleh masyarakat Melayu Riau yang kemudian di ikatkan pada tulang atap menggunakan tali dari rotan, sedangkan perabung yang berat dipasak pada atap dengan menggunakan nibung. 

 

Seperti itulah gambaran untuk bagian atap rumah adat melayu.

 

Jadi, Rumah Adat Melayu yang sering disebut Balai Selaso Jatuh Kembar ini sangat unik dan khas. Nuasa Suku Melayu sangat tercermin pada makna filosofi didalam bangunan Rumah Adat Melayu yang satu ini.