TGH. Muhammad Ali Batu dan Sejarah Perjalanannya ke Mesir?

Swarariau.com, Sejarah dan Budaya – Sesosok Ulama yang berasal dari Lombok bernama TGH. Muhammad Ali Batu, kala melakukan perjalanan panjang menuju ke Mekkah hingga suatu hari dalam perjalanan sampai san singgah di Mesir. 

Siapa TGH Muhammad Ali Batu?

TGH-Muhammad-Ali-Batu-Berada-di-Mesir
TGH. Muhammad Ali Batu dan Sejarah Perjalanannya ke Mesir

Masyarakat dari generasi kekinian mungkin tidak terlalu mengenal sosok yang satu ini. Pedahal, sosok ini merupakan salah satu pengukir sejarah Lombok.

...Beliau ini sangat kharismatik,

Hal tersebut di aku Belanda. Mereka menggangap bahwa TGH Muhammad Ali Batu merupakan sosok yang berpengaruh semasa perjuangan rakyat Lombok.

Kemampuan beliau mempersatukan rakyat Lombok baik dari kalangan bawah hingga kalangan bangsawan kala melawan penjajahan yang dilakukan Hindu Bali di Pulau Lombok.

Dengan modal kharismatik dan kecerdasan beliau, seluruh masyarakat Lombok dari berbagai kalangan mampu di persatukan dalam satu garis perjuangan.

...Kala itu, perlawanan ini di wujudkan sebagai perjuangan suci?

Di saat masyarakat Lombok terpecah belah, sosok TGH Muhammad Ali Batu muncul sebagai pemersatu dan kemudian melawan penjajahan.

Penjelasan dalam Babad Sakre-Karang Asem Tentang TGH Muhammad Ali batu

TGH. Muhammad Ali Batu | Sumber Gambar via Selaparangtv.id
TGH. Muhammad Ali Batu | Sumber Gambar via Selaparangtv.id

...Jadi,

Sebenarnya ada banyak penjelasan tentang masyarakat di Pulau Lombok pada masa lampau. Penjelasan ini didapat dari Babad Sakre - Karang Asam dan laporan dari Pemerintah Belanda kala berada di Lombok.

Misalnya, Belanda memaparkan bagaimana sosok TGH Muhammad Ali Batu,

“Di tanah ini (Lombok), Haji Muhammad Ali menebarkan benih thoriqotnya.......(yang menurut catatan Belanda disebut dengan “ Sekte Nakasabandrija)”.

Di dalam tulisan Belanda mengatakan bahwa ada banyak orang yang berdatangan ke Muhammad Ali di kawasan Sakre, mereka minta di biat Thoriqat nya.

Anggapa mereka, bahwa sebuah keberuntungan jika dapat bertemu dan bergabung dalam anggota murid beliau. (Laporan Belanda, Minggu 28-10-1897 s/d 4-11-1897 (KV 28-11-1896,V19, hal 26-28).

Sedangkan di dalam Babad Selaparang dan Babad Sakre - Karang Asam menjelaskan bagaimana keadaan masyarakt sasak yang sudah terpecah belah.

 “Terkisahkan sekarang di Bali, sudah siap lengkap perbekalan dan senjata, para Gusti di perintahkan untuk mencari kapal layar tempat bekal mesin dan peluru. Ada bantuan dari Tabanan, Buleleng, dan Mangwi juga ikut membantu. Begitulah ceritnya (persiapan itu) sangat baik, kata musyawarah itu,

“Raja Sasak itu semuanya tolol” (Babad Selaparang Bait; 451)

“Mule meno kelampan Sasak, ndarak pade mele ngasorin, mele mesak-mesak, kewastuan pade cerengeh, marak beberas pesiaq tetolang, ndarak pade likat mudi ” (Babad Sakre-Karang Asem).

Di jelaskan dalam bahasa Sasak bahwa keadaan masyarakat sasak yang 'mesak-mesak' atau sendiri-sendir. Artinya, saat itu tidak ada kekompakan didalam masyarakat Sasak itu sendiri.

Hal ini lah yang mempermudah masuknya penjajahan terhadap Gumi Sasak Lombok.

Namun, kehadiran Muhammad Ali membuat keadaan menjadi berbeda. Masyarakat muali dapat di persatukan dalam sebuah barisan perjuangan suci.

Kharisma beliau mampu melakukan itu,

Seperti yang dijelaskan dalam sebuah catatan Van Der Krann (1980) yang mengutip pokok-pokok pembahasan Neeb & Asbeck Brusse pada tahun 1897 dan dalam Babad Lombok II.

“Pada tahun 1891 orang Muslim dari suku Sasak di Lombok melakukan pemberontakan terhadap pemerintah raja Bali (Anak Agung Ngurah Karang Asem). Ini bukanlah pemberontakan yang pertama, tetapi memeang yang paling dahsyat. Berbeda dengan sebelumnya, maka pemberontakan kali ini tidak dapat di padamkan.

Pemberontakan ini telah menyababkan berakhirnya setengah Abad kekuasaan Bali di Lombok dan mengundang campur tangan Belanda.

(Van Der Krann) Sedangkan dalam Babad Lombok II dilukiskan tentang tujuan perjuangan suci itu sebagai berikut :

“ Mun kesukaq Allah luih, Te beriuk ngiring Tuan Guru, Turut perang sabil andang Bat, Mun te pade menang lemaq, Ite pade, ndek te buring te pegisiq, Rakse, dese, dasan te iriq, Petin kebon bangket te kawih ndidik anak jari, Gen payas gumi Selaprang seseniq".

TGH Muhammad Ali Batu Sosok yang disegani Masyarakat Mesir,

Di luar dugaan TGH. Muhammad Ali Batu, ternyata masyarakat Mesir sangat ramah menyambut kedatangan beliau di sana.

Saat itu masyarakat Mesir langsung mengarahkan TGH. Muhammad Ali Batu untuk menuju ke Istana Raja Sulthon. Sang Raja tertarik untuk memiliki barang yang dibawa oleh TGH. Muhammad Ali Batu yaitu berupa kulit binatang, lalu sang Sulthon membelinya dengan empat kantung uang.

Kala berada di Mesir beliau diperlakukan sangat baik dan menginap dirumah saorang Penghulu Agama.

Lalu, sang penghulu bercerita bahwa tiap tiga tahun sekali desa tersebut dikunjungi oleh syech dengan wujud yang berbeda-benda itulah sebabnya masyarakat di desa tersebut menyambut kedatangan beliau dengan sangat baik.

Selanjutnya, sang Penghulu desa juga menambahkan saat ini sang Syekh yang dimaksudkan tersebut kini sedang melakukan suluk di Jabalil Asir (gunung Asir) yang terletak di negeri Yaman.

Setelah mendengar cerita itu, Muhammad Ali mohon agar diantarkan ke tempat tersebut. Penghulu itu menjawab bahwa ia tidak berani pergi ke tempat dimana Syekh berkhalwat. Kemudian Muhammad Ali berkata:

”Bila anda tidak berani (sanggup) ke tempat itu,maka cukuplah anda tunjukan dimana arah menuju tempat itu.” Oleh penghulu itu permintaan beliau dikabulkan.

Kemudian meraka pun melakukan perjalanan ke tempat tujuan. Ketika mereka telah dekat, penghulu itu kemudian menunjukan tempat yang oleh Muhammad Ali merupakan tempat yang tidak asing lagi baginya disebabkan beliau beberapakali melihatnya di dalam mimpi.

Dan sebagai tanda terima kasihnya atas pertolongan penghulu yang telah menunjukan tempat itu, beliau menghadiahkan kepadanya seluruh uang (yang empat kantung) tanpa tersisa sedikitpun.

Ini merupakan I’tibar (contoh) bahwa ilmu hakikat adalah ilmu yang tidak ternilai dan juga tidak bisa ditukar atau dibandingkan dengan harta berapa pun banyaknya walau hanya sekedar ditunjukkan tempat menututnya saja, apa lagi sampai dapat menerimanya.

I’brah ini hendak menjadi renungan bagi setiap jama’ah untuk terus bersyukur kepada Allah SWT.

Karena tidak semua orang mampu berfikir akan tingginya ilmu ini dan juga tidak semua orang sanggup menghargainya sebagaimana Muhammad Ali telah menghargainya.

Singkat cerita TGH. Muhammad Ali Batu berada di tempat yang selalu hadir didalam mimpinya, beliau pun melakukan komunikasi dengan syech dan menceritakan apa maksud kedatangan beliau.

Inilah sedikit ulasan tentang TGH. Muhammad Ali Batu, sosok yang sanagt dihormati di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat.

Oh ya,

Sebagai informasi seputar Islam lainya pada Video dibawah ini: