Tips Agar Anak Kita PD, Setiap Orang Tua Harus Lakukan Beberapa Hal ini!

Cara Membuat Anak PD
Cara Membuat Anak PD


Swarariau.com, Parenting
-- Apa sih hal yang membuat anak kita PD? Coba perhatikan ketika anak kita akan melakukan aktifitas selain dengan orang tuanya! Dia terlihat tidak percaya diri akan melakukan banyak hal.

KePDan sang anak hilang seketika!

Ah, mungkin belum waktunya kali?

Kan masih kecil!

So, coba perhatikan beberapa case dibawah ini yang bisa kita jadikan panduan dan sebagai referensi kita dalam menangani si 'rewel' ini.

Tiap kali diajak ke tempat baru atau suasana yang tidak dikenal, Sandy pasti rewel. "Diajak bertemu orang baru, ia rewel bukan main. Begitu juga kalau diajak ke tempat baru, bisa-bisa heboh deh! Makanya kami jadi malas membawanya ke mana-mana," keluh sang ibu.

Problem serupa tidak hanya dialami oleh Mama Sandy. Banyak orang tua mengeluhkan hal sama. Padahal jika tidak pernah diajak ke mana pun, anak justru makin sulit menghadapi berbagai suasana berbeda yang dialaminya setiap hari. Lo kok jadi seperti lingkaran setan ya? Lalu bagaimana memutuskan mata rantai yang tiada berujung

Pangkal ini? Lingkup pergaulan batita masih sangat terbatas dalam yang istilah psikologinya disebut masih berada dalam lingkungan mikro.

Lingkungan terkecil di luar dirinya ini disebabkan pengenalannya masih sebatas pada orang tua, pengasuh dan nenek atau kerabat yang mungkin tinggal serumah atau sering saling mengunjungi.

Aktivitasnya pun masih seputar makan, minum, tidur, main dan beberapa rutinitas terbatas lainnya. Tak heran begitu anak bertemu dengan suasana yang tidak ditemuinya tiap hari, ia jadi gelisah dan merasa tidak siap.

Ketidaknyamanan itulah yang akhirnya menjelma dalam bentuk kerewelan. "Itulah mengapa anak batita memang sudah seharusnya dikenalkan pada banyak hal. Termasuk hal-hal baru yang tidak sama dengan rutinitasnya sehari-hari atau istilahnya unpredictable situation," ujar Annelia Sari Sani, Psi.

Akan ada beragam karakter yang kamu temui. Lalu situasi lain seperti apa yang perlu dikenalkan pada anak? Intinya, menurut Anne, situasi yang tidak setiap hari dialaminya. Namun, situasi tersebut haruslah masih bisa dimengerti olehnya.

Berikut beberapa hal yang bisa dilakukan:

Mengajaknya ke acara keluarga Mengajak anak menghadiri acara keluarga besar merupakan salah satu cara paling efektif untuk mengenalkannya pada situasi berbeda.

Selama ini, di lingkungannya yang sangat terbatas, anak hanya mengenal beberapa figur, seperti orang tua, pengasuh, tetangga dan kerabat dekat.

Dengan mengajak anak menghadiri acara ini, diharapkan anak dapat berkenalan dengan lebih banyak orang yang mempunyai karakter berbeda-beda.

Misalnya paman yang tinggi besar dengan suara menggelegar, tante yang dandanannya modis, bude yang cerewet, kakak sepupu yang baik hati, kakek yang lemah-lembut namun berwibawa dan sebagainya.

Pengenalan beragam karakter ini akan membuat si batita siap bertemu dengan banyak orang.

"Banyak lo, anak batita yang takut bertemu orang tinggi besar dengan bersuara menggelegar. Rupanya, itu karena di lingkungan rumahnya yang sangat terbatas, ia tidak pernah bertemu dengan sosok seperti itu," ungkap Anne.

Mengajaknya ke pusat keramaian Sesekali perlu juga mengajak anak ke pusat keramaian, seperti pusat perbelanjaan, taman bermain, dan sebagainya.

Namun, karena tujuannya sekadar pengenalan, orang tua tidak perlu berlama-lama atau malah seharian berada di tempat tersebut. Seberapa lama, sesuaikan saja dengan daya tahan anak.

Yang tak kalah penting, di pusat keramaian ini, orang tua jangan hanya sibuk dengan urusannya sendiri. Tunjukkan pada anak hal-hal yang jarang dilihatnya, seperti dekorasi toko, eskalator, aneka permainan, kasir toko, dan sebagainya.

Saat pertama kali berada di tengah keramaian, mungkin saja anak merasa panik, cemas, gerah dan sebagainya.

Tugas orang tualah mengupayakan anak merasa nyaman. Pengalaman berada di tengah keramaian ini akan membuat anak tidak mudah panik dan lebih percaya diri.

Menginap di rumah kerabat Biasanya anak batita akan sulit tidur bila tidak di rumahnya sendiri. Namun, tak ada salahnya sesekali orang tua mengajaknya menginap di rumah kerabat.

Selain untuk mengakrabkan ikatan kekerabatan, anak pun dikenalkan pada situasi yang berbeda. Yang paling mudah adalah mengajaknya menginap di rumah nenek.

Suasana yang berbeda akan memperkaya emosi anak, semisal tempat tidur kuno yang membuatnya merasa adem, suasana rumah yang nyaman meski tanpa AC, halaman luas dengan pohon rindang, dan sebagainya.

Pengenalan pada situasi berbeda seperti ini secara tidak langsung akan melatih mental anak.

Berpisah sementara dengan orang tua atau pengasuh Sesekali tak ada salahnya orang tua belajar meninggalkan anak.

Tidak harus lama, cukup beberapa jam saja dan tujuannya pun jangan jauh-jauh. Biarkan anak di rumah di bawah pengawasan orang dewasa yang dipercaya.

Latihan ini akan membuat batita belajar mengatasi rasa gelisahnya saat berpisah dari orang tua. Diharapkan anak akan memahami bahwa dengan ditinggal orang tua ia tidak perlu cemas.

Toh, sebentar lagi mama dan papa akan segera kembali.

TANPA PAKSAAN Setelah mengerti situasi seperti apa saja yang perlu dikenalkan kepada anak batita, timbul pertanyaan harus dari mana memulainya?

"Bisa dari mana saja, yang penting tidak ada unsur pemaksaan pada anak," tandas Anne yang lantas menyarankan beberapa hal berikut:

Aktivitas sebaiknya dilakukan dengan melibatkan orang tua.

Misalnya saat anak menginap di rumah nenek, walaupun anak sudah mengenal nenek dengan baik, tapi sebaiknya pengalaman pertama ini tetap didampingi orang tua.

Orang tua harus sabar. Pada dasarnya kemampuan adaptasi masing-masing anak bersifat individual. Jangan pernah memaksa anak untuk segera menyesuaikan diri dengan suasana barunya hanya karena melihat anak tetangga terlihat mudah melakukan hal yang sama.

Lakukan latihan-latihan kecil. Sebelum mengajak anak "menemui" situasi barunya, semisal mengajaknya ke acara keluarga atau meninggalkannya di rumah hanya bersama pengasuh, berikan gambaran yang positif.

Yang pasti, orang tua mesti memberikan gambaran positif lebih dulu mengenai situasi yang akan dimasukinya. Dengan begitu anak punya gambaran menyenangkan tentang suasana tersebut.

Jangan lupa bawakan benda/makanan kesukaannya. Ini akan bermanfaat untuk mengalihkan perhatiannya kala ia mulai rewel.

Apalagi saat menginap di rumah kerabat. Bahkan, boneka, dan selimut kesayangannya kalau ada jangan sampai ketinggalan. Ini penting agar ia bisa mengurangi keterasingan yang dirasakannya.

Cari waktu yang tepat. Ada baiknya momen pertama mengenalkan anak pada suasana yang berbeda di rumah kerabat bertepatan dengan peristiwa yang menyenangkan.

Misalnya, selamatan hari ulang tahun, selamatan kelulusan, selamatan rumah baru, hari raya keagamaan, dan sebagainya. Biasanya suasana penuh suka cita bisa membantu anak mengurangi ketegangannya.

SEGUDANG MANFAAT Situasi dalam sebuah acara keluarga, berada di pusat keramaian, menginap di rumah kerabat dan sebagainya, bagi orang dewasa mungkin terasa biasa-biasa saja.

Namun bagi anak batita, momen-momen semacam itu termasuk situasi yang tidak terduga. Bagaimana tidak, bukankah pengalaman hidupnya masih sedikit dan situasi ramai tersebut amat berbeda dari aktivitasnya sehari-hari.

Menurut Anne, banyak manfaat yang akan didapat anak bila ia dibiasakan menghadapi aneka situasi yang tidak terduga tetapi masih dalam jangkauannya. Intinya adalah memberi pengaruh positif pada pembentukan karakter anak. Inilah beberapa manfaat tersebut:

Memperluas lingkungan Anak batita yang masih berada dalam lingkungan mikro akan sangat terbantu oleh sering dilibatkan dalam beberapa situasi berbeda.

Dengan demikian, lingkungannya akan melebar menjadi mezo yang merupakan lingkaran berikutnya setelah mikro. Anak jadi kenal om-tante, pakde, sepupu, eyang dan lain-lain yang mungkin jarang ditemuinya.

Lebih percaya diri Situasi berbeda-beda yang sering dimasuki anak akan membuatnya lebih percaya diri. Tidak hanya sekali dua kali saja ia menghadapi perubahan situasi tersebut dan ternyata bisa melaluinya dengan sukses.

Pengalaman positif ini akan tertanam dalam pikirannya yang masih sangat sederhana dan memberi kontribusi dalam mempertebal rasa percaya dirinya.

Lebih berani Keberanian anak akan tumbuh seiring dengan banyaknya contoh yang dilihat. Saat berada di taman bermain, misalnya, anak melihat teman-teman sebayanya berani mencoba aneka permainan yang ada di situ.

Melihat keasyikan anak-anak lain, ia pun akan tergoda untuk melakukan hal serupa dan ternyata berhasil. Keberhasilan ini akan menjadi modal baginya untuk mencoba hal-hal baru lain yang membutuhkan keberanian dalam porsi lebih besar.

Tempo adaptasi lebih cepat Anak yang terbiasa berada di situasi yang berbeda-beda, alias rutinitasnya tidak "datar" akan mempunyai kemampuan beradaptasi yang lebih cepat.

Soalnya, anak sudah punya pengalaman bahwa bertemu banyak orang atau bersalaman dengan orang-orang baru ternyata aman-aman saja, kok.

Di lain waktu suasana seperti apa pun tidak membuatnya cemas. Dengan kata lain, ia jadi lebih mudah menyesuaikan diri.

Lebih mudah menerima orang baru Pengalaman berkenalan dengan banyak orang akan membuatnya merasa yakin bahwa orang yang baru dikenalnya bukanlah sosok yang berbahaya.

Dengan segala keterbatasannya, anak akan lebih mudah menerima kehadiran orang-orang baru.

Mampu sharing dengan orang lain Seringnya anak bertemu dengan banyak orang akan memberinya pengalaman bagaimana seharusnya ia berbagi.

Misalnya dalam acara keluarga, anak akan berjumpa dengan sepupu-sepupunya. Anak yang terbiasa menghadapi suasana baru relatif lebih mudah berbagi mainan dan makanannya, karena ia yakin nanti akan tiba gilirannya untuk menikmati permainan tersebut seperti yang sudah dialaminya selama ini.

Tidak gampang rewel Kerewelan anak ketika berada dalam situasi yang tidak diduganya harus dimaklumi bersumber pada kecemasan dan perasaan gelisah yang dialaminya.

Nah, anak yang sering berada pada berbagai situasi berbeda tersebut sudah membuktikan bahwa semuanya aman-aman saja.

Sehingga ia pun "sadar" tidak ada yang perlu dicemaskannya, apalagi sampai harus menangis.

Melatih keterampilan lain Orang tua sekaligus bisa memanfaatkan momen ini untuk mengenalkan banyak hal pada anak.

Misalnya bagaimana seharusnya bersikap pada orang yang baru dikenalnya, mengulurkan tangan mengajak bersalaman, menyebutkan namanya saat ditanya, dan sebagainya.

Pengalaman di tempat baru seperti pusat perbelanjaan, taman bermain, dan rumah kerabat dapat dimanfaatkan untuk menambah perbendaharaan kata anak.

Contohnya dengan mengenalkan nama benda-benda yang baru dijumpainya di tempat tersebut.